Kamis, 01 Januari 2015

Barry Buzan : No More Superpower

MIY




Untuk meretas pemikiran terhadap pandangan no more superpower, Barry Buazan mengingat kepada abad sebelum abad 19 dimana bentuk bentuk aktivitas ekonomi seperti agricultural telah berupa menjadi konsep industrialisasi. Menjadi sesuatu yang normal dikarenakan selama manusia hidup , perkembangan pemikiran akan selalu ada. Ia menekankan bahwa akan terciptanya sebuah norma baru akibat perkembangan tersebut yang membuat adanya perubahan yang terjadi setelah era industrialisasi tersebut. 

Tetapi barry buzan tetap menjelaskan mengapa transformasi terjadi pada abad ke-19, abad 19 sendiri menurut Buzan adalah sebuah fenomena dimana gagasan aktivitas hidup manusia mulai dirombak melalui pemikiran-pemikiran liberalism dalam bidang politik, merkantilisme dalam bidang ekonomi , ide-ide kesetaraan kemanusiaan dan nation-state. Tumbuhnya sosialisme sebagai pergeseran makna liberalism dan pandangan-pandangan yang lain dikarenakan perkembangan yang makin pesat tersebut. Hal ini dapat ditafsirkan sebagai bentuk perdebatan ideology yang membuktikan bahwa awal mula sejarah konsep ini terbentuk yaitu pada abad 19.


            Berbicara aktor sendiri, Buzan mencoba memberikan pemahaman terhadap dua aktor yang bertangung jawab dalam pembentukan dan distribusi power seperti halnya aktor state pada international organization dan aktor non state seperti halnya global civil society.  Power tersebut terkait dengan munculnya negara core dan negara periphery, negara core adalah negara yang memiliki power lebih atau bisa dikatakan negara core inilah yang mengendalikan negara periphery. Apek perkembangan politik ekonomi militer sendiri dijadikan sebagai unsure power yang membatasi kemampuan dari kapasitas power yang besar oleh negara core dan yang kecil oleh negara pheryphery. Labeling inilah yang membuat negara periphery akan sulit untuk berkembang. Ketidak seimbangan revolusi ini juga menyebabkan terjadinya penggolongan dunia menjadi negara maju dan negara berkembang. Tidak hanya itu saja ketimpangan revolusi ini juga menyebabkan terjadinya perebutan kekuasaan industri anatara negara great power seperti inggris, jerman, amerika, prancis, rusia dan jepang yang menjadi satu-satunya negara non barat yg belajar dengan cepat dan berusaha menguasai ranah perindustrian dunia.
            Pada awal abad 20 sendiri , mulai terjadi perebutan power yang telah menggelbung lebih pada tatanan global dan saling memperebutkan, dari kekuatan great power yang dimulai paska perang dunia pertama dan dilanjutkan oleh paska perang dunia ke dua dengan memetakan dua kekuatan superpower, kemudian sampai akhirnya power tersebut menjadi satu setelah perang dingin berakhir. Buzan pun berargumen bahwa mungkin saja akan terjadi zero power yang artinya terdistribusi secara meratanya power power tersebut kesemua negara.


Dan argument terakhir tersebut, Buzan memberikan point-point terkait hipotesanya terhadap pengkerucutan power yang terjadi dari tiap fenomena perang yang terjadi Yang pertama adalah tidak ada lagi super power, Barry Buzan menyimpulkan lama kelamaan tidak akan lagi ada negara super power, argument ini dikarenakan adanya pola distribusi power yang semakin tidak kuat ditampung oleh satu negara dan akhirnya power tersebut menyebar. Manusia akan hidup di masa diaman terjadi distribusi ppower secara menyebar dan menyeluruh seperti pada masa kerajaan dahulu. Yang kedua adalah tidak akan ada lagi perang antara great power, hal ini dikarenakan sisu ketakutan yang mulai merebak dan menjalar di berbagai negara terkait isu perang dan nuklir. 

Yang ketiga adalah masyarakat dunia menjadi kapitalis, suka atau tidak suka kapitalis merupakan pemenang dalam ideologi ekonomi, berbagai negara menggunakan ideologi ini dalam menjalankan ekonominya meskipun tiap-tiap negara memiliki model kapitalisnya sendiri dalam melakukan sistem ekonomi. Yang terakhir adalah munculnya ancaman baru dari aktor non state, individu telah bermain pada sistem internasional dimana otoritas negara dan kuantitas suatu bentuk tidak terlalu lagi menjadi bahan pertimbangan utama dalam mengidentifikasikan bentuk power tersebut, hal ini membuat power menjadi susah teridentifikasi dan menyebar dengan begitu mudahnya dengan aspek-aspek yang tak melulu soal masalah keamanan.



Pembahasan Barry Buzan sendiri menurut penulis dilihat sebagai suatu gambaran mengenai pola-pola yang terjadi terkait dengan power dan distribusinya. Barry Buzan sendiri mengkesampingkan tata kelola ideology yang dianggap mati walaupun pada dasarnya ide-ide manusia tak akan begitu saja menghilang dan tidak akan berhasil untuk tidak diterapkan .
This Is The Newest Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
This Is The Newest Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner