MIY
Untuk meretas pemikiran terhadap
pandangan no more superpower, Barry Buazan mengingat kepada abad sebelum abad
19 dimana bentuk bentuk aktivitas ekonomi seperti agricultural telah berupa
menjadi konsep industrialisasi. Menjadi sesuatu yang normal dikarenakan selama
manusia hidup , perkembangan pemikiran akan selalu ada. Ia menekankan bahwa
akan terciptanya sebuah norma baru akibat perkembangan tersebut yang membuat
adanya perubahan yang terjadi setelah era industrialisasi tersebut.
Tetapi
barry buzan tetap menjelaskan mengapa transformasi terjadi pada abad ke-19, abad
19 sendiri menurut Buzan adalah sebuah fenomena dimana gagasan aktivitas hidup
manusia mulai dirombak melalui pemikiran-pemikiran liberalism dalam bidang
politik, merkantilisme dalam bidang ekonomi , ide-ide kesetaraan kemanusiaan
dan nation-state. Tumbuhnya sosialisme sebagai pergeseran makna liberalism dan
pandangan-pandangan yang lain dikarenakan perkembangan yang makin pesat
tersebut. Hal ini dapat ditafsirkan sebagai bentuk perdebatan ideology yang
membuktikan bahwa awal mula sejarah konsep ini terbentuk yaitu pada abad 19.
Berbicara
aktor sendiri, Buzan mencoba memberikan pemahaman terhadap dua aktor yang
bertangung jawab dalam pembentukan dan distribusi power seperti halnya aktor
state pada international organization dan aktor non state seperti halnya global
civil society. Power tersebut terkait
dengan munculnya negara core dan negara periphery, negara core adalah negara
yang memiliki power lebih atau bisa dikatakan negara core inilah yang
mengendalikan negara periphery. Apek perkembangan politik ekonomi militer
sendiri dijadikan sebagai unsure power yang membatasi kemampuan dari kapasitas
power yang besar oleh negara core dan yang kecil oleh negara pheryphery. Labeling
inilah yang membuat negara periphery akan sulit untuk berkembang. Ketidak
seimbangan revolusi ini juga menyebabkan terjadinya penggolongan dunia menjadi
negara maju dan negara berkembang. Tidak hanya itu saja ketimpangan revolusi
ini juga menyebabkan terjadinya perebutan kekuasaan industri anatara negara
great power seperti inggris, jerman, amerika, prancis, rusia dan jepang yang
menjadi satu-satunya negara non barat yg belajar dengan cepat dan berusaha
menguasai ranah perindustrian dunia.
Pada
awal abad 20 sendiri , mulai terjadi perebutan power yang telah menggelbung
lebih pada tatanan global dan saling memperebutkan, dari kekuatan great power
yang dimulai paska perang dunia pertama dan dilanjutkan oleh paska perang dunia
ke dua dengan memetakan dua kekuatan superpower, kemudian sampai akhirnya power
tersebut menjadi satu setelah perang dingin berakhir. Buzan pun berargumen
bahwa mungkin saja akan terjadi zero power yang artinya terdistribusi secara
meratanya power power tersebut kesemua negara.
Dan argument terakhir
tersebut, Buzan memberikan point-point terkait hipotesanya terhadap
pengkerucutan power yang terjadi dari tiap fenomena perang yang terjadi Yang pertama
adalah tidak ada lagi super power, Barry Buzan menyimpulkan lama kelamaan tidak
akan lagi ada negara super power, argument ini dikarenakan adanya pola
distribusi power yang semakin tidak kuat ditampung oleh satu negara dan
akhirnya power tersebut menyebar. Manusia akan hidup di masa diaman terjadi
distribusi ppower secara menyebar dan menyeluruh seperti pada masa kerajaan
dahulu. Yang kedua adalah tidak akan ada lagi perang antara great power, hal
ini dikarenakan sisu ketakutan yang mulai merebak dan menjalar di berbagai
negara terkait isu perang dan nuklir.
Yang ketiga adalah masyarakat dunia
menjadi kapitalis, suka atau tidak suka kapitalis merupakan pemenang dalam
ideologi ekonomi, berbagai negara menggunakan ideologi ini dalam menjalankan
ekonominya meskipun tiap-tiap negara memiliki model kapitalisnya sendiri dalam
melakukan sistem ekonomi. Yang terakhir adalah munculnya ancaman baru dari
aktor non state, individu telah bermain pada sistem internasional dimana
otoritas negara dan kuantitas suatu bentuk tidak terlalu lagi menjadi bahan
pertimbangan utama dalam mengidentifikasikan bentuk power tersebut, hal ini
membuat power menjadi susah teridentifikasi dan menyebar dengan begitu mudahnya
dengan aspek-aspek yang tak melulu soal masalah keamanan.
Pembahasan Barry Buzan sendiri
menurut penulis dilihat sebagai suatu gambaran mengenai pola-pola yang terjadi
terkait dengan power dan distribusinya. Barry Buzan sendiri mengkesampingkan
tata kelola ideology yang dianggap mati walaupun pada dasarnya ide-ide manusia
tak akan begitu saja menghilang dan tidak akan berhasil untuk tidak diterapkan
.