Senin, 15 Desember 2014

Tertatihnya Neoliberal dan Keinginan Kuat Pasar Bebas Kawasan Amerika Latin

Oleh: MIY*

Pembentukan Free Trade Organization yang murni dibentuk oleh negara-negara di Kawasan Amerika Latin pada awal 1990-an tidak terlepas dari keruntuhan ekonomi kawasan tersebut pada 1970-an ketika masih menganut Washington Consensus. (Gambar: blogplomacy.com)

Dalam kondisi ekonomi Kawasan Amerika Latin, ideologi neo-liberal perdagangan bebas yang diusung oleh AS mulai diterima oleh Amerika Latin sejak akhir 1980-an. Melalui konsep-konsep yang dicetuskan oleh badan bawahan PBB, Economic Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC) yang juga diciptakan oleh AS, berbagai blok ekonomi neo-liberal dibentuk, seperti Asociacion Latinoamericana de Libre Comercio (ALAC, 1960), Mercado Comun Centro-Americano (MCCA, 1960) dan Pacto Andino (1969)[1]. Secara nasional, negara-negara di Amerika Latin mulai menerapkan kebijakan ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip “Washington Consensus” (rangkaian kebijakan ekonomi yang dimotori oleh IMF, Bank Dunia dan Bank Federal AS).

Dengan terbentuk banyakya integrasi ekonomi yang ada di amerika latin, Hal ini semakin mempermudah Amerika Serikat  untuk membangun kawasan pasar bebas di regional tersebut yang diberi nama Free Trade Area of the Americas (FTAAs).

Dengan demikian, paruh terakhir abad ke-20, diwarnai oleh dominasi kuat AS, baik secara fisik maupun ideologi di organisasi kawasan maupun pada tingkat nasional. Namun demikian, fakta justru menunjukkan jumlah penduduk yang miskin semakin meningkat dan jurang antara kaya-miskin semakin melebar. Hal ini menyebabkan kekecewaan yang meningkat terhadap konsep liberal tersebut, sehingga rakyat di kawasan mulai bereksperimen dengan kebijakan yang lebih bernuansa Amerika Latin, di antaranya dengan memilih kepala pemerintahan berhaluan sosialis.

Hal ini didasari oleh iklim politik yang berubah di amerika latin paska perang dingin usai. Sistem neo-liberal yang dianut oleh negara-negara Amerika Latin sendiri mulai terpengaruh ketika runtuhnya kepemimpinan diktator-diktator yang menguasai negara-negara di Amerika Latin menjadi sebuah negara yang lebih demokratis walaupun dialiri kuat oleh paham sosialisme.

Beberapa negara seperti Bolivia, Argentina, Peru, Chile juga adalah contohnya. Tetapi hal itu tidak mempengaruhi negar-negara Amerika Latin untuk membangun kembali konsep pasar bebas. Hal ini terbukti dengan tetap jalanya dua common union yaitu MERCOSUR  dan Andean Community. Di samping semua itu perubahan besar yang terjadi dalam perkembangan  Amerika Selatan adalah terbentuknya UNSAN (Union of South American Nation) atau dalam bahasa latin di sebut UNASUR (Union de Naciones Suramericanas).

Menurut kebanyakan realis dan neo-realis mengarah pada interpretasi politik, bagaimana dunia dibentuk  kesulitan efisien untuk membangun kerjasama jangka panjang di tingkat internasional dikarenakan tidak adanya mekanisme pengaturan terpisah dari kekuasaan untuk  mencegah  misbehaviour. Yang kompetitif pada dasarnya sifat hubungan inter-state juga menghambat kerjasama efektif jangka panjang[2]. Amerika Serikat sendiri mendukung langkah-langkah swadaya dan keuntungan relatif jangka pendek di atas kerjasama dan mutlak keuntungan jangka panjang. Penjelasannya adalah  struktur dari sistem internasional mempunyai kekurangan dalam  kepercayaan antar negara dan semua terlalu sering mengarah ke misinterpretations dan kesalahpahaman yang dihasilkan dalam dilema keadaan keamanaan.

Pada bentuk old regionalism di Amerika Latin sendiri dimulai dengan kegagalan dua organisasi integrasi ekonomi di Amerika Latin yaitu Latin America Free Trade Agreement (LAFTA) dan Latin American Integration Agreement (LAIA).[3] Alasan utama mengapa integrasi ini gagal dikarenakan konflik internal yang terjadi dalam integrasi tersebut. Faktor  ekonomi dan ketidakstabilan politik sebenarnya merugikan cukup signifikan untuk mempromosikan kemungkinan kerjasama regional. Kesenjangan demokratis yang pre-existed dan meningkat oleh pembentukan kediktatoran militer di seluruh benua selama tahun 1970-an. Hasil itu tujuan dari sebuah kawasan perdagangan bebas tidak pernah terwujud, dikarenakan sebagian kalah oleh sangat protektif dan tidak berbuah negosiasi pengurangan tarif. Stagnasi ekonomi karena tuntutan dari pengecualian dalam kombinasi dengan berlanjutnya protectionism terhadap negara ketiga adalah karakteristik utama dari Amerika Latin.

Pada masa New Regionalism, tumbuh kembali semangat integrasi ekonomi yang dicanangkan sendiri oleh negara-negara di Amerika Latin. Keruntuhan ekonomi di Amerika Latin pada tahun 1980-an dapat dijelaskan karena perekonomian dunia terus berkembang dan pasar dunia tetap terbuka. Di bawah tekanan dari keruntuhan ekonomi diperpanjang dan konsensus kebijakan pun bergeser, kawasan mulai melakukan  reformasi ekonomi struktural, gelombang baru POMG dikenal sebagai 'regionalisme baru terbuka'. Konsep 'regionalisme terbuka' di Amerika Latin berasal Komisi Ekonomi untuk Amerika Latin dan Karibia (ECLAC) dengan awal terbentuknya proposal pada Penjelasan Open Regionalism adalah sebagai berikut :
“Open regionalism is understood as a strategy of international economic opening which stresses regional cooperation with an emphasis on the reduction of intraregional transaction costs, broadly defined. The concept of social access is understood to involve active measures by the state and civil society to permit the gains from liberalization and structural adjustment to be more broadly shared, such that economic efficiency, competitiveness, and growth become consistent with social and political stability[4]”.

Dari penjelasan tersebut, progres terbentunknya common market pada kawasan tersebut semakin terbuka dengan terbentuknya beberapa organisasi. Yang pertama terbentuk di tahun 1991  adalah Mercado Comun del Sur (MERCOSUR), organisasi ini mempunyai  motif ekonomi kuat yang melatarbelakangi pendiriannya. Dimulai pada  kesepakatan mengenai area perdagangan bebas (free-trade zone) yang bertujuan untuk menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan di antara ke empat negara anggota awal organisasi tersebut. Kemudian secara garis besar latar belakang ekonomi yang mendasari terbentuknya Mercosur sebagai sebuah organisasi perdagangan regional di Amerika Latin adalah karena adanya kebutuhan akan pasar bersama di wilayah Selatan (Southern Cone Common Market). Kemudian terbentuk UNASUR, Andes Community, EALAC, dan ALBA.

Dari keadaan tersebut, neorealist melihat adanya dunia dibentuk  kesulitan efisien untuk membangun kerjasama jangka panjang di tingkat internasional dikarenakan tidak adanya mekanisme pengaturan terpisah dari kekuasaan. Bentuk-bentuk proteksionis yang dilakukan negara-negara di Amerika Latin tidak tanpa sebab melihat kegagalan neoliberal yang dapat mensejahterakan rakyat Amerika Latin di masa 1980-an hingga 1990-an. Tetapi pandangan tersebut tidak menyurutkan niat dari Amerika Latin untuk terus mencapai free trade area, namun posisi aktivitas tersebut bersebrangan dengan tujuan Amerika Serikat. Melihat tetap tidak harmonisnya hubungan kedua belah pihak walaupun konsep pasar bebas adalah tujuan Amerika Serikat dalam kepentingan politiknya di Kawasan Amerika Latin.

[1] Kementrian Luar Negeri Indonesia. http://www.kemlu.go.id/caracas/Pages/Embassies.aspx?IDP=175&l=id
[2] Wunderlich , J.URegionalism, Globalization and International Order. Ashgate: Hamphshire. 2007
[3] Valvis, AnastoisRegional Integration in Latin America. Institute of International Economic Relations. 2008. halaman 5
[4] Valvis, AnastoisRegional Integration in Latin America. Institute of International Economic Relations. 2008. halaman 12


*Mahasiswa Hubungan Internasional FISIP UB Angkatan 2012

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner