Oleh: MIY*
Dalam kondisi ekonomi
Kawasan Amerika Latin, ideologi neo-liberal perdagangan bebas
yang diusung oleh AS mulai diterima oleh Amerika Latin sejak akhir 1980-an.
Melalui konsep-konsep yang dicetuskan oleh badan bawahan PBB, Economic
Commission for Latin America and the Caribbean (ECLAC) yang juga
diciptakan oleh AS, berbagai blok ekonomi neo-liberal dibentuk,
seperti Asociacion Latinoamericana de Libre Comercio (ALAC,
1960), Mercado Comun Centro-Americano (MCCA, 1960) dan Pacto
Andino (1969)[1]. Secara nasional,
negara-negara di Amerika Latin mulai menerapkan kebijakan ekonomi berdasarkan
prinsip-prinsip “Washington Consensus” (rangkaian kebijakan
ekonomi yang dimotori oleh IMF, Bank Dunia dan Bank Federal AS).
Dengan terbentuk
banyakya integrasi ekonomi yang ada di amerika latin, Hal ini semakin
mempermudah Amerika Serikat untuk membangun kawasan pasar bebas di
regional tersebut yang diberi nama Free Trade Area of the Americas (FTAAs).
Dengan demikian, paruh
terakhir abad ke-20, diwarnai oleh dominasi kuat AS, baik secara fisik maupun
ideologi di organisasi kawasan maupun pada tingkat nasional. Namun demikian,
fakta justru menunjukkan jumlah penduduk yang miskin semakin meningkat dan
jurang antara kaya-miskin semakin melebar. Hal ini menyebabkan kekecewaan yang
meningkat terhadap konsep liberal tersebut, sehingga rakyat di kawasan mulai
bereksperimen dengan kebijakan yang lebih bernuansa Amerika Latin, di antaranya
dengan memilih kepala pemerintahan berhaluan sosialis.
Hal ini didasari oleh
iklim politik yang berubah di amerika latin paska perang dingin usai. Sistem
neo-liberal yang dianut oleh negara-negara Amerika Latin sendiri mulai
terpengaruh ketika runtuhnya kepemimpinan diktator-diktator yang menguasai
negara-negara di Amerika Latin menjadi sebuah negara yang lebih demokratis
walaupun dialiri kuat oleh paham sosialisme.
Beberapa negara seperti
Bolivia, Argentina, Peru, Chile juga adalah contohnya. Tetapi hal itu tidak
mempengaruhi negar-negara Amerika Latin untuk membangun kembali konsep pasar
bebas. Hal ini terbukti dengan tetap jalanya dua common union yaitu
MERCOSUR dan Andean Community. Di samping semua itu perubahan
besar yang terjadi dalam perkembangan Amerika Selatan adalah terbentuknya
UNSAN (Union of South American Nation) atau dalam bahasa latin
di sebut UNASUR (Union de Naciones Suramericanas).
Menurut kebanyakan realis dan neo-realis mengarah
pada interpretasi politik, bagaimana dunia dibentuk kesulitan efisien
untuk membangun kerjasama jangka panjang di tingkat internasional dikarenakan
tidak adanya mekanisme pengaturan terpisah dari kekuasaan untuk
mencegah misbehaviour. Yang kompetitif pada dasarnya sifat
hubungan inter-state juga menghambat kerjasama efektif jangka
panjang[2]. Amerika Serikat sendiri mendukung
langkah-langkah swadaya dan keuntungan relatif jangka pendek di atas kerjasama
dan mutlak keuntungan jangka panjang. Penjelasannya adalah struktur dari
sistem internasional mempunyai kekurangan dalam kepercayaan antar negara
dan semua terlalu sering mengarah ke misinterpretations dan
kesalahpahaman yang dihasilkan dalam dilema keadaan keamanaan.
Pada bentuk old
regionalism di Amerika Latin sendiri dimulai dengan kegagalan dua
organisasi integrasi ekonomi di Amerika Latin yaitu Latin America Free
Trade Agreement (LAFTA) dan Latin American Integration
Agreement (LAIA).[3] Alasan utama mengapa
integrasi ini gagal dikarenakan konflik internal yang terjadi dalam integrasi
tersebut. Faktor ekonomi dan ketidakstabilan politik sebenarnya merugikan
cukup signifikan untuk mempromosikan kemungkinan kerjasama regional.
Kesenjangan demokratis yang pre-existed dan meningkat oleh
pembentukan kediktatoran militer di seluruh benua selama tahun 1970-an. Hasil
itu tujuan dari sebuah kawasan perdagangan bebas tidak pernah terwujud,
dikarenakan sebagian kalah oleh sangat protektif dan tidak berbuah negosiasi
pengurangan tarif. Stagnasi ekonomi karena tuntutan dari
pengecualian dalam kombinasi dengan berlanjutnya protectionism terhadap
negara ketiga adalah karakteristik utama dari Amerika Latin.
Pada masa New
Regionalism, tumbuh kembali semangat integrasi ekonomi yang dicanangkan
sendiri oleh negara-negara di Amerika Latin. Keruntuhan ekonomi di Amerika
Latin pada tahun 1980-an dapat dijelaskan karena perekonomian dunia terus
berkembang dan pasar dunia tetap terbuka. Di bawah tekanan dari keruntuhan ekonomi
diperpanjang dan konsensus kebijakan pun bergeser, kawasan mulai
melakukan reformasi ekonomi struktural, gelombang baru POMG dikenal
sebagai 'regionalisme baru terbuka'. Konsep 'regionalisme terbuka' di Amerika
Latin berasal Komisi Ekonomi untuk Amerika Latin dan Karibia (ECLAC)
dengan awal terbentuknya proposal pada Penjelasan Open Regionalism adalah
sebagai berikut :
“Open regionalism is understood as a strategy of international economic opening which stresses regional cooperation with an emphasis on the reduction of intraregional transaction costs, broadly defined. The concept of social access is understood to involve active measures by the state and civil society to permit the gains from liberalization and structural adjustment to be more broadly shared, such that economic efficiency, competitiveness, and growth become consistent with social and political stability[4]”.
Dari penjelasan
tersebut, progres terbentunknya common
market pada kawasan tersebut semakin terbuka dengan terbentuknya
beberapa organisasi. Yang pertama terbentuk di tahun 1991 adalah Mercado
Comun del Sur (MERCOSUR), organisasi ini mempunyai motif ekonomi
kuat yang melatarbelakangi pendiriannya. Dimulai pada kesepakatan mengenai
area perdagangan bebas (free-trade zone) yang bertujuan untuk
menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan di antara ke empat negara anggota
awal organisasi tersebut. Kemudian secara garis besar latar belakang ekonomi
yang mendasari terbentuknya Mercosur sebagai sebuah organisasi perdagangan
regional di Amerika Latin adalah karena adanya kebutuhan akan pasar bersama di
wilayah Selatan (Southern Cone Common Market). Kemudian terbentuk
UNASUR, Andes Community, EALAC, dan ALBA.
Dari keadaan tersebut, neorealist melihat
adanya dunia dibentuk kesulitan efisien untuk membangun kerjasama jangka
panjang di tingkat internasional dikarenakan tidak adanya mekanisme pengaturan
terpisah dari kekuasaan. Bentuk-bentuk proteksionis yang
dilakukan negara-negara di Amerika Latin tidak tanpa sebab melihat kegagalan
neoliberal yang dapat mensejahterakan rakyat Amerika Latin di masa 1980-an
hingga 1990-an. Tetapi pandangan tersebut tidak menyurutkan niat dari Amerika
Latin untuk terus mencapai free trade area, namun posisi aktivitas
tersebut bersebrangan dengan tujuan Amerika Serikat. Melihat tetap tidak
harmonisnya hubungan kedua belah pihak walaupun konsep pasar bebas adalah
tujuan Amerika Serikat dalam kepentingan politiknya di Kawasan Amerika Latin.
[1] Kementrian Luar Negeri Indonesia.
http://www.kemlu.go.id/caracas/Pages/Embassies.aspx?IDP=175&l=id
[3] Valvis, Anastois. Regional
Integration in Latin America. Institute of International Economic
Relations. 2008. halaman 5
[4] Valvis, Anastois. Regional
Integration in Latin America. Institute of International Economic
Relations. 2008. halaman 12
*Mahasiswa Hubungan
Internasional FISIP UB Angkatan 2012